Sejarah Pers di Indonesia: Era Penjajahan Belanda


Yang mengawali terbitnya surat kabar di Indonesia adalah surat kabar tulisan tangan bernama Memoria der Nouvelles pada tahun 1615. Koran Memoria der Nouvelles ini dibaca tidak hanya oleh orang Betawi saja, tetapi juga oleh orang Belanda. Bahkan salah seorang pejabat Belanda membaca koran itu yang bernama J.P Coen. Ia akhirnya mendorong pembesar VOC untuk menerbitkan koran sendiri yang digunakan untuk mencapai tujuan VOC di Indonesia.

Jurnalistik dan surat kabar mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi setiap orang tak terkecuali masyarakat Indonesia. Pemerintah Belanda yang saat itu menjajah Indonesia memandang perlunya membuat undang-undang khusus untuk membendung pengaruh pers di Indonesia.

Pemerintah Belanda memandang pers Indonesia sebagai suatu bahaya yang harus diperangi. Pemerintah Hindia belanda memandang tidak cukup mengancamnya dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana saja karna tidak mempan, maka diadakanlah pula artikel-artikel tambahan, namun hal itu juga belum cukup sehingga diadakan Presbreidel Ordonontie, yang memberikan hak kepada pemerintah penjajah Belanda untuk menghentikan penerbitan surat kabar/majalah Indonesia yang dianggap berbahaya.

Tindakan lain yang dilakukan pemerintah penjajah Belanda terhadap pers indonesia, yaitu Haatzaai Artikelen, pasal-pasalnya mengancam memberikan hukuman terhadap siapapun yang menyebarkan perasaan permusuhan, kebencian serta penghinaan terhadap pemerintah Nederland dan Hindia Belanda dan terhadap sesuatu atau sejumlah kelompok penduduk di Hindia Belanda. Haatzaai Artikelen pasal-pasalnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama dimasukkan dalam “Kejahatan Melanggar Ketertiban Umum” sedangkan kelompok kedua “Kejahatan Melanggar Kekuasaan Umum”.

Akibat peraturan perundang-undangan itu, banyak korban yang berjatuhan, ada yang dihukum penjara seperti S.K Trimurti, sampai melahirkan di penjara, bahkan ada yang sampai dibuang ke Boven Digul.



DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2016. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2009. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Rajawali Pers.

Kahya, Eyo. 2004. Perbandingan Sistem dan Kemerdekaan Pers. Jakarta: Pustaka Bani Qurasyi.

Dewan Pers dan UNESCO. 2009. Problematika Kemerdakaan Pers di Indonesia. Jakarta: Dewan Pers dan UNESCO.

Comments

Popular Posts